Jumat, 17 Juni 2016

Radical Corps "Sebuah Perjalanan Loyalitas Sederhana tapi Sarat Makna dan Inspirasi"

Semasa remaja, ketika darah muda haus akan identitas dan pengakuan, thrash metal adalah salah satu referensi yang menyelamatkan. Saya pribadi menjalani masa-masa tersebut sesuai layaknya hingar bingar sebuah perjalanan masa muda. Sebuah perjalanan di mana kita menikmati hingar bingar walaupun sebenarnya tidak tahu arah yang akan dituju. Waktu itu, ketika muda, kita tidak takut untuk sekedar tersesat. Waktu itu, kita sepenuhnya yakin dengan jalan apapun yang akan kita lalui.

Thrash Metal adalah salah satu genre yang ikut mewarnai perjalanan musikal saya yang notabene sejak remaja tanggung memang suka bermain musik ataupun mengapresiasi karya dalam bentuk musik. Dan ketika membicarakan Thrash Metal, apalagi dalam lingkup ranah Semarang, sangatlah salah jika kita tidak menyebut satu nama band : Radical Corps. Sebuah kolektif band yang sangat bertanggung jawab sebagai salah satu yang krusial. Dan ketika masa remaja memang akrab dengan idolasi, saya salah satu yang antusias berada di bibir panggung untuk senantiasa mengapresiasi gemuruh yang mereka sajikan. Gemuruh yang mereka sajikan, sarat dengan kritisi. Mereka bukan sekedar musisi, melainkan juga sekumpulan individu gelisah yang menjadikan apapun yang mereka bisa dalam kapasitas mereka sebagai media laku kritiknya.    

Sebenarnya sebuah karya seni, ketika diciptakan dengan tidak sekedarnya sekaligus sarat dengan makna, bisa mengembalikan arti sebenarnya dari kata "Seni" itu sendiri. Ketika sebuah karya seni diperlakukan dengan cara tersebut,  maka seni bisa saja berarti sebagai sebuah tindakan yang politis, upaya sadar untuk memfasilitasi dan berpartisipasi dalam perubahan sosial secara aktif. Dengan cara penciptaan karya  yang demikian, sebuah karya seni bahkan bisa memberikan keseimbangan dinamis antara pemahaman dalam dan ekspresi yang keluar. Dan Radical Corps dengan Rudy Murdock sebagai motornya, saya pikir adalah salah satu band yang memperlakukan proses kreatifnya dengan cara yang demikian.

Masih segar dalam ingatan ketika sekian tahun lalu terlibat dalam sebuah obrolan dengan beliau tentang salah satu lagu monumental mereka yang berjudul (Hopes) of Papua, beliau dengan berapi-api memaparkan kebobrokan manajemen lingkungan hidup dan kesenjangan kesejahteraan yang terjadi di sana. Menurut Rudy Murdock sendiri, hal tersebut adalah sebuah ketidak-benaran dan harus ada yang melakukan sesuatu, entah apapun itu, sebagai kritisi. Saya yang waktu itu masih culun remaja, segera tersadar, bahwa ternyata sebuah band bisa saja menjadi media untuk menyuarakan sesuatu. Dan untuk kemudiannya, aktifitas bermusik saya pribadi tidak pernah sama lagi. Saya terinspirasi untuk mulai memperlakukan musik dan lirik dengan fungsi dan proses kreatif yang semacam. Musik sebagai media aksi kritis.




Banyak band metal yang mengambil pengaruh musikal dari Sepultura era Max Cavalera. Tapi kemudian, kebanyakan terjebak menjadi sekedar tipikal, sekedar mencontek ataupun berambisi menjadi sekedar cloning dari Sepultura sendiri. Dan Radical Corps adalah salah satu band metal yang mengambil pengaruh dari Sepultura juga, tapi jangan salah, mereka berhasil membangun signature musik mereka sendiri. Dan patut disadari, ketika idolasi cenderung mengarah pada fanatisme, Radical Corps memperlakukan idolasi dengan cara yang berbeda. Ketika kalian menyimak album penuh mereka yang ke-dua, Born in The Land of Hate, kalian akan segera menyadari bahwa yang memainkan lagu-lagu di album tersebut adalah Radical Corps, bukan Sepultura. Itulah pentingnya membangun signature dalam bermusik, membuat jejak karakter yang akhirnya menjadi pengingat ciri khas ketika apresiator mengapresiasi karya. Ketika ada sebuah band, yang jelas-jelas mengakui betapa terpengaruhnya musikalitas mereka atas sebuah band lain yang bahkan lebih besar, tapi kemudian mampu membangun signature musik mereka sendiri, saya selalu angkat topi. Radical Corps adalah salah satu yang berhasil akan hal tersebut.

Saya sendiri tumbuh besar dalam lingkup ruang komunitas Hardcore/Punk. Dan memang, cenderung memperlakukan pola yang lugas dalam bermusik. Tapi saya menolak untuk menjadi sekedarnya dalam hal musikalitas, dan tetap mencari pembelajaran. Beruntunglah, ternyata para personil Radical Corps sendiri bukanlah tipe yang kikir dalam hal berbagi ilmu. Satu yang mungkin menjadikan penasaran adalah, musik Radical Corps sendiri bisa dibilang sederhana, tapi ada sesuatu di sana yang membuat telinga tetap terpancing untuk mendengarkannya. Dan kemudian saya sadar, ternyata sederhana bukan berarti sekedarnya. Radical Corps tidak asal-asalan dalam memperlakukan proses kreatifnya dan mereka memang sekumpulan individu dengan pribadi sederhana yang juga menolak untuk mengejar sekedar kegagahan di atas panggung. Eksekusi final mereka terhadap karya memang sederhana, tapi sekali lagi, tidak sekedarnya, tidak asal-asalan. Hal tersebut saya tangkap ketika memperhatikan mereka dalam hal proses penciptaan karya, proses rekaman, hingga proses distribusinya, semuanya dilakukan dengan pola yang serius tanpa melupakan keharusan untuk bersenang-senang. Dan kemudian saya mendapat pembelajaran baru tentang hal yang lain dari mereka, pembelajaran untuk menjadi sederhana tapi tidak sekedarnya. Sebuah pelajaran tentang kualitas.


Skena metal di kota ini, Semarang, memang timbul tenggelam. Banyak band lama yang hilang dan tidak kembali, dan kemudian banyak pula band baru yang datang dengan enerji yang juga mumpuni. Skena metal di kota ini sudah terbentuk bahkan di pertengahan 80'an, hal tersebut saya ketahui ketika meluangkan waktu ngobrol dengan Luthfi Debronzes, vokalis band death metal veteran, Syndrome, yang juga tetap setia mengiring langkah skena metal di kota ini. Sedangkan Radical Corps adalah sebuah kolektif seminal metal yang sudah mengarungi lebih dari 24 tahun dalam rentang perjalanannya. Tanggal 1 Mei kemarin adalah penanda hari kelahiran mereka. Dan sangat menyenangkan ketika menyadari bahwa seseorang atau sesuatu apapun itu, yang pernah memberi inspirasi, ternyata tetap ada bahkan ketika kamu juga sedang melanjutkan langkah. Bukan bermaksud berlebihan, tapi bagi saya menghargai inspirasi bukanlah hal yang salah. Dan saya bangga mengenal mereka, saya bangga menarik inspirasi bermusik dari mereka. Selamat merayakan hari lahir Radical Corps. Keep on thrashing. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar